fbpx

[:in]Menkeu Sri Mulyani Resmikan Rumah Layanan Disabilitas PSLD UB[:]

[:in]

Pemotongan pita oleh Menkeu Sri Mulyani, sebagai tanda peresmian Rumah Layanan Disabilitas PSLD UB. (rhd)

Kota Malang — Usai mengisi orasi Ilmiah bertemakan “Menjaga Momentum untuk Mencapai Kesejahteraan” dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Brawijaya (UB) dalam rangka Dies Natalis ke-55 di gedung Samantha Krida UB, Jum’at (5/1/2018). Selanjutnya, Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Widyawati meresmikan Rumah Layanan Disabilitas Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB), yang terletak tepat di sebelah Selatan gedung Samantha Krida UB, atau bekas bangunan Rumah Pintar UB yang dialihfungsikan.

Tiba di lokasi, Menkeu Sri Mulyani bersama Rektor Universitas Brawijaya Prof Dr Ir HM Bisri MS, beserta tamu undangan langsung disambut dengan nyanyian Indonesia Pusaka dari para penyandang disabilitas yang dipimpin oleh Yohana, salah satu mahasiswa disabilitas UB yang pernah sukses di ajang kompetisi pencarian bakat X-Factor. Dilanjutkan Menkeu Sri Mulyani menggunting pita sebagai tanda peresmian Rumah Layanan Disabilitas PSLD UB.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani beserta Rektor UB dan tamu undangan meninjau beberapa bentuk layanan Rumah Layanan Disabilitas PSLD UB, seperti tempat konseling, kantor, dan fasilitas lain yang tersedia. Sri Mulyani berdialog bersama penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara ketika disambut usai peresmian. Untuk mempermudah komunikasi, mereka diterjemahkan oleh pendamping masing-masing.

Tak hanya itu, mata Sri Mulyani sempat berkaca-kaca ketika mendengar lantunan suara indah penyandang disabilitas tuna netra yang membaca kitab suci Al Qur’an Braille. “Wah, suaramu bagus ya. Semoga kamu menjadi ahli surga. Tetap semangat untuk menjadi yang terbaik,” pesan Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengapresiasi temuan tim Grup Riset Computer Vision Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) UB yang telah berhasil menciptakan Smart Wheelchair, yaitu kursi roda pintar yang diperuntukkan bagi penyandang cacat/disabilitas. Dimana Smart Wheelchair digerakkan dengan 5 fitur multi navigasi, diantaranya secara manual navigation lewat LCD, remote navigation melalui perangkat handphone, voice navigation, head movement navigation, dan human tracking.

Usai peresmian Rumah Layanan Disabilitas, Rektor UB Prof Dr Ir HM Bisri MS menjelaskan, rumah layanan disabilitas berisi berbagai layanan bagi para penyandang disabilitas tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian dan keseriusan Universitas Brawijaya dalam hal disabilitas. “Di Universitas Brawijaya ini animo mahasiswa disabilitas sangat tinggi dan tahun ini diterima 35 orang, karena kuotanya dari setiap fakultas juga dibatasi. Melihat animo yang tinggi itulah saya merasa mereka harus difasilitasi lebih dari fasilitas yang ada selama ini. Sehingga kami berikan rumah layanan disabilitas ini yang memiliki banyak pelayanan seperti konseling dan layanan yang lain,” jelas Bisri, pada awak media.

Dalam kegiatan sehari-hari di kampus, mahasiswa disabilitas didampingi satu hingga dua orang pendamping yang akan membantu aktifitasnya, dimana hingga saat ini Universitas Brawijaya memiliki sekitar 200 orang pendamping mahasiswa disabilitas. “Informasi yang saya terima, cukup banyak mahasiswa penyandang disabilitas UB yang lulus cumlaude. Nanti kalau animonya masih tinggi juga di tahun depan, bisa saja jumlah yang diterima akan ditambah,” pungkas Bisri. (rhd/yan)

Berita ini diterbitkan di Momentum.com pada Jum’at, 5 Januari 2017. Diterbitkan kembali untuk tujuan siaran dan dokumentasi.[:]

Open chat
1
Need help?
PLD UB
Hello, can we help you?